Kamis, 01 Desember 2016

Pengertian Empowerment

Diposting oleh Unknown di 04.53 0 komentar
              A. Pengertian Empowerment

          Empowerment , yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri. Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan (Page & Czuba, 1999:3). Richard Carver, Managing Director dari Coverdale Organization mendefinisikan empowerment sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. Empowerment memerlukan penciptaan budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perubahan.

B. Kunci efektif empowerment dalam management
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
Soetrisno (1995:139) mengemukakan bahwa paradigma pemberdayaan (empowerment) ingin mengubah kondisi tersebut dengan cara memberi kesempatan pada kelompok orang miskin untuk merencanakan dan kemudian melaksanakan program pembangunan yang juga mereka pilih sendiri. Kelompok orang miskin ini juga diberi kesempatan untuk mengelola dana pembangunan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain.
Kemudian timbul pertanyaan, apa perbedaan antara model pembangunan partisipatif dengan model pemberdayaan rakyat (empowerment). Perbedaannya terlihat bahwa dalam model pemberdayaan, rakyat miskin tidak hanya aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan, dan pelaksanaannya tetapi mereka juga menguasai dana pelaksanaan program itu. Sementara dalam model pembangunan yang partisipatif keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada pemilikan, perencanaan dan pelaksanaan, sedangkan pemerintah tetap menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program tersebut.

C. Definisi Stres
Menurut Handoko (dalam Umar, 1998) stress merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi proses berpikir dan kondisi seseorang. Kondisi yang cnderung menyebabkan stress disebut stressor. Menurut Selye (dalam Soeharto) stress adalah respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang diterimanya.

D. Sumber Stres
Semakin berkembang dan majunya teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam dunia  makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih maksimal, stres  dapat disebabkan oleh :
1.      Sumber stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
2.      Sumber stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup.
3.      Kondisi pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan  maupun lingkungan kehidupan,overload,deprivational stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
4.      Ambiguitas dalam berperan dan faktorinterpersonal.
5.      Perkembangan karir.
6.      Cita-cita, dan ambisi.
7.      Kurangnya kontrol yang dirasakan.
8.      Diri individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
Menurut Cary Cooper (Rini, 2002) sumber stres  ada lima yaitu sebagai berikut :
1.      Kondisi Pekerjaan.
2.      Lingkungan.
3.      Deprivational stress.
4.      Pekerjaan beresiko tinggi.
5.      Konflik Peran.

 E.  Cara mengatasi stress
1.      Ringkasan penilaian diri Mengidentifikasi gejala - gejala yang muncul dari aktivitas. Tanda – tanda yang muncul menjadi indikator. Dalam hal ini anda dapat mendefinisi apa penyebab stress anda di lingkungan organisasi.
2.      Mengembangkan kemampuan antisipasi masalah di dalam bekerja kita mengukur apa yang terjadi selanjutnya dan bebandan tuntutan apa yang menyebabkan stres bagi anda. dari pengalaman kerja anda dapat melakukan antisipasi untuk mengatasi masalah. Selanjutnya harus menyusun rencana untuk mengatasi setiap masalah dengan mempertimbangkan akibat yang diterima dari tuntutan.
3.      Mengubah tuntutan Mengubah tuntuta dapat dilakukan dengan cara menaikan atau menurunkan sebuah tuntutan. Hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman – pengalaman terdahulu yang menyebabkan diri kita stress.
   F.  Definisi konflik
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi.

G. Jenis-Jenis Konflik
Handoko (1997) membedakan ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu;
1. Konflik dalam diri individu
2. Konflik antar individu dalam organisasi 
3. Konflik antar individu dan kelompok
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
5.  Konflik antar organisasi.

H. Proses Konflik
Menurut Pondi, Proses terjadinya konflik sebagai berikut:
1. Konflik Laten (Latent Conflict), konflik Laten merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi. 
2. Konflik Yang Dipersepsikan (Perceived Conflict), pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
3. Konflik Yang Dimanifestasikan (Manifest Conflict), pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
4. Resolusi Konflik (Conflict Resolution), pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
5. Konflik Aftermath, jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan dapat menimbulkan konflik yang baru.

      K. Definisi komunikasi.
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh  pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi  (Astrid). Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).

J.  Hambatan dalam Komunikasi
      1. Hambatan dari Proses  Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi  oleh perasaan atau situasi emosional dan hambatan dalam penyandian/simbol.  
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-kadang mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis 
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim  dan penerima pesan.






Rabu, 26 Oktober 2016

Pengorganisasian

Diposting oleh Unknown di 08.05 1 komentar
A.    Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
B.     Struktur Organisasi
a.       Struktur Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
b.      Struktur Organisasi Informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi.
C.     Manfaat dan Kerugian Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
a.       Manfaat Struktur Fungsional:
·         Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
·         Memusatkan keahlian organisasi
·   Memudahkan manajer dalam melakukan monitoring dan mengevaluasi kinerja karyawan
·         Meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya
·         Sesuai untuk lingkungan yang stabil
b.      Kerugian struktur Fungsional:
·         Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi
·         Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan
·         Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan
·  Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara keseluruhan
c.       Manfaat Struktur Divisional
·         Lebih mudah dalam pengelolaan
·    Memungkinkan pembuatan keputusan strategi yang lebih luas dan konsentrasi  penuh pada tugas-tugas
·         Manajer dapat memilih struktur yang paling sesuai dengan divisinya
·         Sesuai dengan lingkungan yang cepat berubah
d.      Kerugian Struktur Divisional
·  Memungkinkan berkembangya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas
·   Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan
·  Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lin maupun dengan kebijakan organisasi
·  Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan
D.    Definisi Actuating
Actuating (pelaksanaan) merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
E.     Definisi Mengendalikan
Suatu usaha yang terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan, printah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
F.      Langkah-langkah dalam Kontrol
·         Menentukan Standar
·         Menilai Kesesuaian
·         Bertindak Bila Perlu
·         Merencanakan Perbaikan
G.    Tipe-tipe Kontrol
·         Pengendalian Awal (Preliminary)
·         Pengendalian Concurrent (saat ini)
·         Pengendalian Post-action (akhir)
H.    Kontrol Proses Manajemen
·         Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
·         Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
·         Pelaksanaan
Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
·         Evaluasi Kerja
Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.





Jumat, 23 September 2016

Psikologi Manajemen

Diposting oleh Unknown di 19.03 0 komentar
A.    PENGERTIAN MANAJEMEN
Dalam mengartikan dan mendefinisikan tentang manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan degan ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan dan lain sebagainya.
1.  Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
2.   Georgy R Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain
3.    Marry Parker Follet menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari definisi diatas dapat dapat disimpulkan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

B.     PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and and influencing the task related activities of group members. Lebih jauh lagi, Giffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencappai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

C.     PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen menentukan tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan, manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan dilakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.

D.    LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN
Langkah-langkah yang harus diambil untuk menyusun suatu perencanaan adalah sebagai berikut:
1.      Menetapkan Tujuan
Tujuan menggambarkan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai dan merupakan suatu titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Selain itu tujuan menggambarkan pula tentang apa yang harus dicapai setelah dibuatnya pola kerja (network) daripada kebijakan, strategi, prosedur, aturan, anggaran dan program.
2.      Menyusun Anggapan-anggapan (Premising)
Anggapan-anggapan yang dicari adalah anggapan yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap suatu rencana, baik anggapan yang berasal dari luar maupun anggapan yang berasal dari dalam, semuanya ini dapat diperoleh dengan mengadakan forecasting (peramalan). Anggapan-anggapan ini, disebut juga faktor-faktor lingkungan, dapat bersifat terawasi (anggapan yang berasal dari luar perusahaan) atau dapat pula bersifat kuantitatif (dapat diperhitungkan dengan angka) dan kualitatif (tidak dapat diperhitungkan dengan angka).
3.      Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan
Banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi semua cara yang ada belum tentu dapat digunakan. Ada cara-cara yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan dan ada pula cara yang sudah sesuai. Oleh karena itu, agar tujuan dapat tercapai sebaiknya dipilih cara-cara yang sesuai.
4.      Mengadakan Penilaian terhadap Alternatif-alternatif Tindakan yang Sudah Dipilih
Meskipun pada langkah ketiga telah dilakukan pemilihan berbagai alternatif yang diperlukan sesuai, belum tentu semuanya dapat dipakai. Dalam langkah keempat ini dilakukan usaha-usaha untuk mencari alternatif mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu. Jadi, disini berlaku prinsip ekonomi.
5.      Mengambil Keputusan
Setelah diadakan penilaian dengan mengadakan pembandingan serta pertimbangan yang masak terhadap berbagai alternatif, barulah diambil keputusan tentang alternatif mana yang diharapkan dapat mencapai tujuan.
6.      Menyusun Rencana Pendukung

E.     MANFAAT PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN
1.      Membantu manajemen dalam menyesuaikan diri dengaan perubahan lingkungan
2.      Membantu penempatan tanggung jawab yang lebih tepat
3.      Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian organisasi
4.      Meningkatkan kualitas manajemen waktu
5.      Membuat tujuan yang lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami

F.      JENIS PERENCANAAN DALAM ORGANISASI
1.      Bidang fungsional
2.      Tingkat organisasi
3.      Karakteristik
4.      Jangka waktu

            Sumber:
W Sukotjo Ibnu dan Swastha Basu. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Edisi ketiga.








Kamis, 16 Juni 2016

Analisis Kesehatan Mental

Diposting oleh Unknown di 23.28 0 komentar



Analisis Kasus

A.  Pengertian Pemerkosaan

Menurut Soetardjo Wignjo Soebroto yang dimaksud dengan pemerkosaan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu seksual seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang menurut moral atau hukum yang berlaku adalah melanggar. Dalam pengertian demikian bahwa apa yang dimaksud perkosaan di satu pihak dapat dilihat sebagai suatu perbuatan (yaitu perbuatan seorang secara paksa hendak melampiaskan nafsu seksualnya) dan di lain pihak dapat dilihat sebagai suatu peristiwa pelanggaran norma serta tertib sosial. Berdasarkan pengertian pemerkosaan tersebut, menunjukkan bahwa perkosaan merupakan bentuk perbuatan pemaksaan kehendak laki-laki terhadap perempuan yang berkaitan atau ditujukan pada pelampiasan nafsu seksual. Perbuatan ini dengan sendirinya baik secara  moral maupun hukum melanggar norma kesopanan dan norma kesusilaan di masyarakat. 
Salah satu bentuk kekerasaan seksual terhadap anak adalah kejahatan pedofilia seperti yang terjadi pada kasus diatas. Pedofilia adalah gangguan seksual yang berupa gairah seksual terhadap remaja atau anak dibawah usia 14 tahun. Kata pedofilia beasal dari bahasa Yunani, paedo (anak) dan philia (cinta). Pedofilia terdiri dari 2 jenis bentuk yaitu:
a.       Pedofilia Hormonal
b.      Pedofilia Habitual

 B. Kajian Teori

1. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow

Psikologi humanistik memiliki pandangan bahwa kebutuhan seksual merupakan kebutuhan manusia. Abraham Maslow menempatkan kebutuhan seksual, fisiologis, pada kebutuhan mendasar pada manusia, dan manusia tidak akan mencapai aktualisasi dirinya jika kebeutuhan-kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi. Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis sang paman masih belum terpenuhi sehingga dia dengan mudahnya melampiasakan nafsunya terhadap keponakannya sendiri.

2. Tahap Perkembangan Sigmun Freud

a.       Fase Phalik
Fase phalik adalah masa dimana wilayah genital menjadi zona erogen utama. Tahap ini ditandai pertama kali lewat dikotomi antara perkembangan pria dan wanita. 

b.      Fase Laten
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil.

c.       Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. 

Dari kasus diatas ada kecenderungan sang paman mengalami fiksasi pada tahap perkembangan diantaranya pada tahap phalik, laten dan genital. Tahap phalik terjadi pada usia (3-5 tahun), fase laten (5-13 tahun), dan genital (lebih dari 13 tahun). Fase diatas sangat berhubungan erat dengan kebutuhan atau perkembangan seks yang dialami seseorang pada usia tertentu. Dengan marak nya kasus pemerkosaan yang terjadi pada anak-anak yang dilakukan oleh para pedofil ini, terlihat jelas masih kurang nya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan mental. Hal ini menjadi kendala karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan keterbatasan ekonomi. Untuk meningkatan kesadaran akan kesehatan mental harus diberikan penyuluhan atau pemberitahuan yang menyuluruh kepada masyarakat agar hal-hal seperti ini dapat dihindari dan tidak terjadi kembali. 

Sumber: 
Feist, Jess. Feist, Gregory J. (2010). Teori kepribadian. (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.



 

Desi Fauziyyah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review