Kamis, 16 Juni 2016

Analisis Kesehatan Mental

Diposting oleh Unknown di 23.28 0 komentar



Analisis Kasus

A.  Pengertian Pemerkosaan

Menurut Soetardjo Wignjo Soebroto yang dimaksud dengan pemerkosaan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu seksual seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang menurut moral atau hukum yang berlaku adalah melanggar. Dalam pengertian demikian bahwa apa yang dimaksud perkosaan di satu pihak dapat dilihat sebagai suatu perbuatan (yaitu perbuatan seorang secara paksa hendak melampiaskan nafsu seksualnya) dan di lain pihak dapat dilihat sebagai suatu peristiwa pelanggaran norma serta tertib sosial. Berdasarkan pengertian pemerkosaan tersebut, menunjukkan bahwa perkosaan merupakan bentuk perbuatan pemaksaan kehendak laki-laki terhadap perempuan yang berkaitan atau ditujukan pada pelampiasan nafsu seksual. Perbuatan ini dengan sendirinya baik secara  moral maupun hukum melanggar norma kesopanan dan norma kesusilaan di masyarakat. 
Salah satu bentuk kekerasaan seksual terhadap anak adalah kejahatan pedofilia seperti yang terjadi pada kasus diatas. Pedofilia adalah gangguan seksual yang berupa gairah seksual terhadap remaja atau anak dibawah usia 14 tahun. Kata pedofilia beasal dari bahasa Yunani, paedo (anak) dan philia (cinta). Pedofilia terdiri dari 2 jenis bentuk yaitu:
a.       Pedofilia Hormonal
b.      Pedofilia Habitual

 B. Kajian Teori

1. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow

Psikologi humanistik memiliki pandangan bahwa kebutuhan seksual merupakan kebutuhan manusia. Abraham Maslow menempatkan kebutuhan seksual, fisiologis, pada kebutuhan mendasar pada manusia, dan manusia tidak akan mencapai aktualisasi dirinya jika kebeutuhan-kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi. Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis sang paman masih belum terpenuhi sehingga dia dengan mudahnya melampiasakan nafsunya terhadap keponakannya sendiri.

2. Tahap Perkembangan Sigmun Freud

a.       Fase Phalik
Fase phalik adalah masa dimana wilayah genital menjadi zona erogen utama. Tahap ini ditandai pertama kali lewat dikotomi antara perkembangan pria dan wanita. 

b.      Fase Laten
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil.

c.       Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. 

Dari kasus diatas ada kecenderungan sang paman mengalami fiksasi pada tahap perkembangan diantaranya pada tahap phalik, laten dan genital. Tahap phalik terjadi pada usia (3-5 tahun), fase laten (5-13 tahun), dan genital (lebih dari 13 tahun). Fase diatas sangat berhubungan erat dengan kebutuhan atau perkembangan seks yang dialami seseorang pada usia tertentu. Dengan marak nya kasus pemerkosaan yang terjadi pada anak-anak yang dilakukan oleh para pedofil ini, terlihat jelas masih kurang nya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan mental. Hal ini menjadi kendala karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan keterbatasan ekonomi. Untuk meningkatan kesadaran akan kesehatan mental harus diberikan penyuluhan atau pemberitahuan yang menyuluruh kepada masyarakat agar hal-hal seperti ini dapat dihindari dan tidak terjadi kembali. 

Sumber: 
Feist, Jess. Feist, Gregory J. (2010). Teori kepribadian. (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.



 

Desi Fauziyyah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review